Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Juli, 2009

reyog ponorogo Sudah lama negeri kita dikenal sebagai sebuah bangsa yang kaya budaya. Keragaman budaya dengan corak multikultur-nya sudah menjadi brand yang mengagumkan. Banyak negeri lain yang merasa iri dengan kekayaan multikultur nusantara. Hampir setiap daerah memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang diekspresikan secara kreatif dalam produk-produk budaya yang indah dan eksotis, hingga membentuk mozaik budaya yang memiliki daya pikat dan daya pesona tersendiri.

Namun, sungguh disayangkan, keragaman dan kekayaan budaya itu memiliki ketahanan yang (nyaris) rapuh. Tak sedikit produk budaya nusantara yang dengan mudah diklaim negeri lain. Berikut ini daftar kesenian dan budaya nusantara yang telah direbut oleh pihak lain yang saya peroleh dari sini.

No. Kesenian dan Budaya Asal Direbut Oleh
1. Batik Jawa Adidas
2. Naskah Kuno Riau Malaysia
3. Naskah Kuno Sumatra Barat Malaysia
4. Naskah Kuno Sulawesi Selatan Malaysia
5. Naskah Kuno Sulawesi Tenggara Malaysia
6. Rendang Sumatra Barat WN Malaysia
7. Sambal Bajak Jawa Tengah WN Belanda
8. Sambal Petia Riau WN Belanda
9. Sambal Nanas Riau WN Belanda
10. Tempe Jawa Perusahaan Asing
11. Lagu Rasa Sayang Sayange Maluku Malaysia
12. Tari Reog Ponorogo Jawa Timur Malaysia
13. Tari Soleram Riau Malaysia
14. Lagu Injit – Injit Semut Jambi Malaysia
15. Alat Musik Gamelan Jawa Malaysia
16. Tari Kuda Lumping Jawa Timur Malaysia
17. Tari Piring Sumatra Barat Malaysia
18. Lagu Kakak Tua Maluku Malaysia
19. Lagu Anak Kambing Saya Nusa Tenggara Malaysia
20. Kursi Taman dengan Ornamen Ukir Khas Jepara Jawa Tengah WN Perancis
21. Pigura dengan Ornamen Ukir Khas Jepara Jawa Tengah WN Inggris
22. Motif Batik Parang Yogyakarta Malaysia
23. Desain Kerajinan Perak Desa Suwarti Bali WN Amerika
24. Produk Berbahan Rempah – Rempah dan Tanaman Obat Asli Indonesia Shiseido Co. Ltd.

Sungguh memprihatinkan! Bisa jadi daftar tersebut akan masih terus bertambah panjang jika tak ada upaya serius untuk membuat sebuah pertahanan budaya yang kokoh.

Sebagai sebuah produk budaya, hasil-hasil kesenian dan kebudayaan nusantara ini akan ikut menjadi faktor penentu terhadap kedaulatan bangsa dan negara. Kita tak tahu pasti, apa yang sedang melintas di benak para pengambil kebijakan di negeri ini. Saya yakin, mereka bukannya tidak tahu kalau ketahanan budaya bangsa kita mengalami kerapuhan dan mengalami proses pembusukan dari waktu ke waktu. Kesibukan memburu kekuasaan dalam ranah politik bisa jadi telah membuat mereka abai terhadap persoalan-persoalan substansial yang seharusnya secepatnya tertangani.

Pada era “perang terbuka” di era virtual seperti sekarang ini, agaknya hanya bangsa yang memiliki kepekaan dan kecanggihan budaya yang akan tampil sebagai bangsa yang terhormat dan bermartabat. Secara jujur harus diakui, dalam soal yang satu ini, bangsa kita belum memiliki “kemauan politik” untuk menyentuhnya secara serius.

Langkah nyata yang harus segera dilakukan –meminjam istilah Dadan Suhandana— dan mungkin dilakukan adalah membentuk aturan perundang-undangan dalam negeri yang menyediakan kebutuhan pengelolaan keragaman budaya nasional. Perlindungan secara hukum perundang-undangan terhadap keragaman budaya nasional, selanjutnya dapat dijadikan pijakan dasar untuk menjaga kedaulatan bangsa sehingga bisa diakui di dunia internasional. Lebih jauh, harus ada sebuah kesadaran dan pengakuan oleh dunia internasional bahwa perundang-undangan akan kepemilikan Negara terhadap ekspresi budaya, sangat diperlukan oleh Indonesia guna menjaga ketahanan nasional dan kedaulatan negaranya. Hal ini tentunya bisa dijadikan momentum bersama bangsa Indonesia dalam memaknai Kebangkitan Nasional yang baru, yang diwujudkan dalam tindakan nyata dalam menegakkan kedaulatan bangsa melalui Konsep Pertahanan Budaya. Sudah saatnya kini bangsa Indonesia membuat suatu perlindungan hukum semisal Paten Negara atau yang lebih jauh Pengakuan Internasional bagi Ekspresi Budaya Bangsa Indonesia.

Semoga saja kepekaan para pengambil kebijakan terhadap masalah ketahanan budaya itu masih ada dan terus menggelora dari waktu ke waktu. Jangan sampai baru berteriak setelah semua ketahanan budaya negeri ini lumpuh dan tak berdaya. ***

Read Full Post »

blog agregatorSebagaimana saya tulis di sini, saya dulu pernah membuat blog agregator personal. Tujuan blog tersebut –meminjam istilah Pak Marsudiyanto—adalah untuk meneropong update postingan sahabat-sahabat bloger yang alamat feed/rss-nya saya langgan. Selain itu, juga sekadar untuk ikut membantu memperkenalkan blog sahabat.

Namun, agaknya blog agregator yang dulu saya buat ada sedikit masalah karena memanfaatkan ad-on domain, sehingga spase-nya jadi boros. Agar lebih fresh, saya mengalihkannya ke alamat baru di sini. Domain yang saya gunakan adalah domain gratisan yang disediakan co.tv dengan menggunakan hosting 0fees.net. Mudah-mudahan saja stabil. Sebagaimana blog agregator sebelumnya, blog ini juga saya buat dengan memanfaatkan plugin feedwordpress.

Keuntungan yang bisa diperoleh dengan memasukkan alamat feed/rss blog ke sebuah blog agregator adalah backlink otomatis. Backlink otomastis ini diperoleh berdasarkan permalink asli dari blog yang saya langgan, sehingga begitu diklik judul postingannya, kita akan langsung diarahkan ke blog yang bersangkutan. Dengan cara demikian, setidak-tidaknya blog agregator bisa ikut membantu sahabat-sahabat bloger dalam menaikan rank blognya. Melalui blog agregator pula, kita bisa membaca banyak postingan –meski baru sebatas ringkasan feed-nya—tanpa harus berkunjung satu per satu ke blog yang hendak kita tuju.

Kehadiran blog agreator personal ini lebih saya maksudkan untuk lebih mengakrabkan jalinan silaturahmi antarbloger. Feed-feed postingan yang tampil hanya bisa dibaca di halaman depan saja. Jika ingin membaca postingan secara utuh, kita cukup mengklik judunya, sehingga kita akan langsung dibawa ke blog aslinya. Sahabat-sahabat yang suka blogwalking bisa memanfaatkan blog personal ini untuk mengikuti update terbaru dari blog langganan saya.

Sampeyan tertarik untuk ikut mendaftar? Silakan langsung melucur ke TKP! ***

Read Full Post »

Kita masih belum juga bisa memahami mengapa kekerasan demi kekerasan terus berlangsung di negeri ini. Belum reda sebuah aksi kekerasan tertangani, sudah muncul kasus kekerasan lain yang jauh lebih pelik dan kompleks. Terakhir, Jumat pagi, 17 Juli 2009, sekitar pukul 07.45 dan 07.48 WIB, dua bom meledak di dua tempat yang berbeda pada saat yang hampir bersamaan, yaitu Hotel JW Marriott di kawasan Mega Kuningan dan Hotel Ritz Carlton di kawasan SBCD. Akibatnya jatuh puluhan korban luka dan beberapa korban tewas, sebagiannya adalah warga asing. Insiden ini jelas makin memperpanjang daftar kasus teror bom yang pernah mengoyak imaji sebagai bangsa yang santun, terhormat, dan bermartabat.

Berikut ini beberapa rekaman video dari youtube yang memperlihatkan kronologi tragedi memilukan itu.





Sebagai bangsa yang sudah lama merdeka, seharusnya kita bisa banyak belajar dari kasus-kasus kekerasan yang pernah terjadi. Upaya serius untuk menanganinya perlu dilakukan secara komprehensif dan tidak parsial.

Banyak kalangan berpendapat bahwa aksi teror bom ini sangat erat kaitannya dengan doktrin Islam garis keras yang konon suka menggunakan budaya kekerasan sebagai media jihad dalam platform perjuangannya. Hmmm … sepanjang pemahaman awam saya, Islam tak pernah mengajarkan kekerasan. Bahkan, Islam selalu berupaya mengajarkan nilai kasih sayang kepada sesamanya. Ini artinya, dengan dalih apa pun, Islam tak akan pernah menolerir kekerasan di sebuah negeri yang sudah lama merdeka. Kalau toh itu benar dilakukan orang yang memiliki doktrin garis keras atau apa pun istilahnya, mestinya bukan Islam yang dituding, melainkan pelakunya.

Kita berharap, semoga teror bom yang mengguncang Jakarta menjadi peristiwa tragis yang terakhir kalinya, dan menjadi starting point bagi negeri ini dalam meretas budaya kekerasan yang belakangan ini mulai menggejala di berbagai lapis dan lini kehidupan. Apa pun alasannya, kekerasan dan teror hanya akan menumbuhkan segudang konflik yang akan terus melahirkan rentetan konflik-konflik berikutnya. ***

Read Full Post »

awardEntah, sejak kapan tradisi itu berawal. Siapa pengagas awalnya juga tak jelas benar. Yang pasti, pemberian award antarbloger di kompleks blogosphere makin marak sejak dua tahun belakangan ini. Bagi saya, pemberian award semacam ini merupakan wujud penghargaan dan apresiasi antarsesama bloger sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk sosial seperti halnya dalam dunia nyata.

Di kompleks blogosphere, bloger juga punya keinginan yang kuat untuk membangun ikatan-ikatan sosial secara maya. Budaya silaturahmi dan saling berkunjung di rumah maya menjadi salah satu aktivitas yang sering dilakukan seorang bloger. Situasi semacam ini, diakui atau tidak, telah menumbuhkan ikatan emosional antarbloger sehingga proses aktualisasi diri di dunia maya bisa makin eksis dan legitimate.

Demikian juga halnya dengan saya *halah*. Sebagai salah satu bagian kecil dari masyarakat maya, saya sudah beberapa kali menerima award dari beberapa sahabat bloger. Terakhir, saya menerima award dari Mas Morishige. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada Mas Morishige yang telah berkenan memberikan award itu buat saya sehingga makin menambah koleksi dalam pundi-pundi award saya, hehe …

Menurut Mas Morishige, award ini diberi nama Nice Visitor Award. Dia mendapatkannya dari si Riffy ini dibikin oleh sisternya, Jiyy. “Dibuat khusus buat setiap blogger yang datang berkunjung ke sebuah blog dan dianggap sebagai visitor yang menyenangkan. Entah karena rajin leave comment atau pernah memberi komentar yang berkesan,” tuturnya.

Konon, penerima award ini mesti mematuhi aturan main seperti berikut ini.
1. give this award ke 3 blogger yang menurud kamu pantas nerima award ini .
2. kasih tahu siapa yang ngasih. jangan lupa, masukan link si pemberi ya?
3. tinggalkan komentar ke blogger yang menerima award ini.
4. pajang gambarnya di postingan kamu!!! lebih baik jika mengambil kode HTML-nya di sini.
5. cantumin link gue and link sista gue di postingan kamu !!!
(Bahasa sesuai dengan url aslinya, hehe ….).

Karena hanya 3 bloger yang boleh menerima award, saya ingin memberikan award lanjutan ini kepada sahabat-sahabat bloger Kendal yang lumayan eksis hadir di kompleks blogosphere, yakni:
Pak Marsudiyanto
Pak Wandi
Pak Sholeh

Sebenarnya di Kendal sudah ada beberapa bloger yang eksis melakukan aktivitas ngeblog dan layak mendapatkan award dari sesama bloger Kendal sendiri. Namun, apa daya, konon, aturan main mesti dijalankan, hiks. Ok, ya gitu, deh! Terima kasih semuanya. ***

Read Full Post »

notebookAlhamdulillah, setelah mengikutsertakan blog Catatan Sawali Tuhusetya dalam BlogCompetition 2009 yang digelar oleh Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, dinyatakan oleh Dewan Juri sebagai pemenang hadiah utama berupa Netbook Axioo Pico. Sebagaimana diketahui, kompetisi tersebut diselenggarakan dalam rangka menyemarakkan Lustrum yang ke-3 (1994-2009), Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia untuk kalangan pendidik tingkat TK hingga SMA (atau yang sederajat) se-Indonesia.

Berikut pengumuman Pemenang BlogCompetition 2009 sebagaimana dipublikasikan di http://lustrum.informatics.uii.ac.id/blogcompetition/pengumuman-pemenang-blogcompetition-2009/

Pengumuman Pemenang BlogCompetition 2009
Berdasarkan penilaian dari tim juri sesuai dengan kriteria penilaian yang berlaku, maka diputuskan pemenang BlogCompetition 2009 adalah sebagai berikut:

Pemenang Hadiah Utama (Netbook Axioo Pico)

Sawali http://www.sawali.info
Pemenang Hadiah Hiburan (USB Flash Drive 4GB)

Heribertus Heri Istiyanto http://www.istiyanto.com
Arif Kristanta http://www.arifkristanta.wordpress.com
Mansur http://www.pakmansur.blogspot.com
Mujiyem http://mujiyem.sman1bantul.sch.id
Zuhaira Haurani http://www.zuhairahaurani.blogspot.com
Agung Wicaksono http://agungprudent.wordpress.com
Dhesy Anang Kurnia http://www.gurupemula.co.cc
Suedi Ahmad http://www.suediguru.blogspot.com
Doni Riadi http://www.doniriadi.blogspot.com
Komariyanto http://www.komariyantostemba.blogspot.com
Hadiah akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing yang telah diberikan pada formulir pendaftaran. Untuk konfirmasi dan atau perbaikan alamat bisa dilakukan melalui e-mail blogcompetition@lustrum.informatics.uii.ac.id selambat-lambatnya hari Kamis, 16 Juli 2009.

Demikian pengumuman ini kami sampaikan. Kami ucapkan selamat kepada para pemenang, dan terima kasih atas partisipasi seluruh peserta dalam BlogCompetition 2009 ini.

NB: Keputusan tim juri tidak dapat diganggu-gugat.

Saya mengucapkan terima kasih kepada segenap Dewan Juri dan Panitia BlogCompetition 2009, semoga hal ini bisa makin memicu saya untuk ikut berkiprah dalam membudayakan aktivitas ngeblog di kalangan guru. ***

Read Full Post »

Benarkah kita hidup di tengah peradaban horor? Bagaimana kita mesti memaknai meruyaknya berbagai bentuk kekerasan, korupsi, manipulasi, atau kejahatan yang tampil begitu telanjang dan vulgar di depan mata kita? Haruskah kita terus tenggelam dalam kubangan budaya “horor” yang nyata-nyata telah menanggalkan hakikat kemanusiaan kita yang tanpa disadari telah menjadikan kita sebagai sosok-sosok buas dan kanibal yang rela memangsa sesamanya demi memuaskan hasrat kebuasan hati?

karnavalPascakemerdekaan, setidaknya kita telah melampaui tiga orde, yakni Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Namun, banyak kalangan menilai, dari tiga orde yang kita lalui, (nyaris) belum manghasilkan perubahan yang mampu mengangkat harkat dan martabat kita sebagai bangsa yang berdaulat, bermartabat, dan terhormat. Situasi transisi dari satu orde ke orde berikutnya, selalu saja menampilkan drama horor yang berending tragis; yang telah meluluhlantakkan nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban.

Era Orde Lama, misalnya, – meminjam istilah Budiman (2008) — telah menghasilkan manusia Indonesia sebagai “manusia ideologis”, yaitu manusia yang sarat dengan ide dan slogan-slogan ideologis. Berbagai slogan rakyat sebagai “pejuang”, sebagai “berdiri di atas kaki sendiri”, sebagai “nasionalis” menjadi bagian realitas manusia Orde Lama (Orla). Meski demikian, Orla gagal meningkatkan harkat kemanusiaan itu sendiri, disebabkan kegagalannya dalam memenuhi satu dimensi kemanusiaan, yaitu dimensi ekonomi. Kekerasan berlangsung karena ideologi dan kemiskinan.

Era Orde Baru, telah menghasilkan “manusia-manusia mekanis”, yakni manusia-manusia pembangunan yang pikirannya justru dikosongkan dari ideologi-ideologi, untuk kemudian diisi dengan satu-satunya “ideologi”, yaitu ideologi pembangunanisme. Manusia kemudian menjadi sekumpulan komponen dari “mesin pembangunan”, yang di dalamnya berlangsung industrialisasi pikiran, berupa penyeragaman, standardisasi dan pembatasan-pembatasan terhadap manusia. Di dalamnya, berlangsung berbagai bentuk kekerasan dan in-humanitas, seperti penculikan, penyekapan, penangkapan paksa, ketimpangan, marjinalisasi, peminggiran, pemaksaan, represi, subordinasi, jual paksa, penyerobotan hak milik, perampasan hak pribadi menjadi bagian dari mesin pembangunan yang tidak manusiawi.

demoSementara itu, pada era Reformasi –disadari atau tidak—telah terjadi fragmentasi besar-besaran manusia sebagai akibat terbukanya pintu demokratisasi dan kebebasan. Akan tetapi, ironisnya, iklim reformasi justru telah menciptakan manusia- manusia yang kini lebih mementingkan diri sendiri, yakni manusia-manusia yang dapat melakukan apa saja terhadap manusia lain dan melahirkan juga manusia-manusia buas yang dapat menerkam dan memangsa negara hingga sekarat, demi memenuhi hasrat dan kepentingannya; mereka suka mengeksploitasi manusia-manusia lain sebagai “manusia komoditas” yang dieksploitasi tenaga, tubuh dan keterampilannya, demi kepentingan ekonomi, politik, dan keselamatan pribadi. Tanpa disadari, bangsa kita telah menjadi “pemuja” ritual arak-arakan, karnavalisme, retorika, pidato, pawai, dan bahkan demonstrasi, yang makin berdampak luas terhadap tatanan nilai dan norma-norma peradaban masyarakat.

Kini, sudah seabad lebih bangsa kita mengalami momentum kebangkitan nasional. Sudah selayaknya segenap komponen bangsa melakukan refleksi terhadap peradaban “horor” yang nyata-nyata telah kita rasakan amat mengusik nurani kemanusiaan kita. Semua pihak yang memiliki kekuatan untuk membangun peristiwa horor dengan segenap implikasi yang ditimbulkannya perlu melakukan “rehumanisasi” untuk menegakkan dan membangun kembali pilar-pilar kemanusiaan dan peradaban sipil yang (nyaris) runtuh.

Yang perlu segera dilakukan adalah meminimalkan efek-efek kerusakan dan mengontrol kompleksitasnya sehingga tidak jauh membentuk lubang-lubang kekerasan yang makin membuka dan meluas. Selain itu, aksi-aksi kemanusiaan yang sanggup membuka ruang untuk menumbuhsuburkan sikap toleransi, setiakawan, berdialog, dan berkomunikasi lintasbudaya perlu diagendakan agar mampu menciptakan generasi masa depan yang lebih toleran, inklusif, damai, dan ramah, yang tidak lagi menganggap dirinya sebagai kelompok promordial yang eksklusif, superior, dan dominan.

Tak lama lagi, bangsa kita juga akan menggelar sebuah hajat besar yang akan ikut menjadi penentu masa depan negeri ini pada kurun waktu lima tahun mendatang, yakni Pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden. Sungguh, tak ada alasan bagi siapa pun untuk membangun sebuah kekuatan “predator” yang akan merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara hanya sekadar untuk memburu hasrat kepentingan dan kekuasaan semata. Segenap komponen bangsa juga perlu mengawal pesta dan hajat besar itu agar jangan sampai berubah menjadi “ladang kekerasan” yang bisa membuat peradaban horor di negeri ini kian memfosil dan menyejarah.

Roh para pendiri negeri ini tentu akan meratap dan menangis apabila negara-bangsa yang telah dibangun dengan susah-payah itu terpaksa harus bersimbah darah akibat pertarungan antarsesama anak bangsa hanya lantaran perbedaan paham dan kepentingan. ***

———————-
Gambar diambil dari inilah.com

Read Full Post »